Friday 25 December 2015

DUA PULUH EMPAT


Apa yang bisa diceritakan oleh satuan waktu? Sebuah transformasi, dari seorang yang sangat kita kenal menjadi yang begitu asing.. dan, seorang asing yang tiba-tiba menjadi bagian hidup..

Beberapa bulan lalu, ketika saya memutuskan untuk mengiyakan ajakan jalan seorang laki-laki yang saya kenal belum terlalu lama. Tanpa ekspektasi berlebih. Hanya sekedar mengisi Hari Minggu yang sama saja dengan minggu-minggu sebelumnya -jalan dengan siapapun yang mengajak.

Ketika itu, hidup sedang stagnan-stagnannya. Ditinggal pergi cinta dan berusaha untuk menyukai seseorang tapi tak bisa. Dengan celana jeans skinny berwarna biru muda, cardigan, dan hijab berwarna senada kami memutuskan menghabiskan malam itu. Entah apa yang menarik perhatian dari seorang laki-laki yang hanya mengenakan sweater hitam, jeans dan sepatu seadanya. Tapi semakin saya berbicara banyak dengan dirinya, semakin saya ingin mengenal orang ini lebih dalam.

Mungkin pintar, pun sikap dewasa yang ia tunjukkan (dia memperlakukan saya seperti seorang kakak yang berusaha melindungi adiknya). Apapun, kami memutuskan untuk menutup malam itu dengan segelas teh hangat. Pada sebuah tempat bermeja bulat, kami duduk saling berhadapan. Lucu, 2 gelas minuman bisa menjadi sebuah penentu awal cerita. Sebuah keputusan dan sebuah pembuka bagi jalan berikutnya..

Masih tak terbayang jika hari itu, saya menerima ajakan yang lain.. atau menolak ajakan seorang yang tak begitu saya kenal itu, mungkin ceritanya bukan seperti ini.

Selamat 3 bulan,
Abang!