Monday 27 March 2017

TENTANG MENGATUR EKSPEKTASI


Selama ini, kita -para perempuan, seringkali memang "kemakan" sama apa yang kita baca dan apa yang kita lihat, terutama dari novel atau film hollywood yang romantis. Sampai akhirnya kita semacam menciptakan "pattern" sendiri, dan menetapkan standar. Mulai dari pria yang kita kencani, seperti kita diperlakukan, apa yang harus dilakukan agar pasangan senang, bagaimana hubungan itu harus dimulai dan bagaimana hubungan itu seharusnya berakhir, dan sebagainya... dan sebagainya.

Akhirnya, saat semua nggak sesuai dengan apa yang kita harapkan, yang kita atur sedemikian rupa tidak berjalan mulus sesuai seperti apa yang dimau, kekecewaan akan muncul berkali-kali lipat. Ujungnya, bisa menyalahkan orang lain, dan yang paling sering adalah menyalahkan diri sendiri.

Beberapa hal yang saya pelajari di usai saya yang akan masuk di angka 25 di tahun ini adalah...

Boleh berharap, tapi harus siap dengan segala resiko di belakangnya kalau ternyata kenyatannya nggak sesuai.
Mengandalkan orang lain untuk memulai lebih dulu, untuk menyenangkan kita, untuk melakukan apa yang kita mau adalah sebuah kesia-siaan. 
Kita harus tetap memulai dari diri sendiri dulu, karna mengandalkan orang lain adalah salah satu jalan yang menuntun kita pada kekecewaan satu dan lainnya.

Standar yang kita ciptakan boleh tinggi, tapi ketika yang kita dapat jauh di bawah yang kita tetapkan, ya jangan kecewa berlebihan. 
Mengatur ekspektasi supaya nggak sakit sendiri sepertinya sebuah pilihan yang paling bijak untuk diterapkan. Terlebih ekspektasi tentang apa yang semestinya orang lain lakukan untuk kita.