Wednesday 8 January 2014

Berkaca


Saya pernah membaca tulisan orang bahwa; menerima adalah setinggi-tingginya mencintai.
Lalu, apa menerima itu termasuk di dalamnya menerima keegoisaan, kemarahan, maupun keangkuhan?
Sampai sekarang saya masih berusaha mencari tau.

Saya juga pernah membaca bahwa ketika pasangan kita marah, sepertinya saat itu yang ia kenal hanya amarah, ambisi untuk menjatuhkan, egoisme untuk menang, dan bagaimana caranya agar tidak disalahkan.

Lalu, ketika ia marah apakah rasa sayangnya juga hilang? Ke mana? Bagaimana bisa?
Tidak adakah rasa takut bahwa pasangannya akan merasa tersakiti, baik oleh kata-kata maupun perilakunya? 

Kemudian saya melihat itu pada diri saya sendiri. Sebagai teman terdekat atau sebut saja pacar, ternyata saya belum berhasil menjadi sosok partner yang baik.

Saya masih banyak kurang, masih banyak salah, dan masih banyak tidak tau.
Saya juga bukan tipe orang penurut. Saya keras kepala, sering membantah, dan banyak mengeluh.
Saya masih sering egois. Saya lebih banyak bicara daripada mendengarkan. Juga terkadang lupa meminta maaf lebih dulu padahal itu kesalahan saya.
Saya sering tidak patuh, namun beberapa kali menuntut lebih.
Dan, saya juga sering marah-marah kalau apa yang dia lakukan tidak sesuai dengan kemauan saya.
Saya belum baik, dan masih jauh dari kata baik. 

Sementara itu, saya teringat seseorang pernah berujar pada saya bahwa; jangan karena diterima apa adanya, lantas bisa memperlakukan seenaknya. Dari yang sudah-sudah, saya dapat menyimpulkan bahwa memang setiap kali kita marah, ada hati orang lain yang lupa untuk kita jaga. Dan ya, sejauh ini dia yang bertahan di sebelah saya adalah tamparan terkeras yang diberikan oleh Tuhan kepada saya.

Dia dengan kesabaran yang luar biasa, pada akhirnya membuat saya ingin memantaskan diri sebagai seorang partner. Katanya, berubah itu datangnya dari dalam diri sendiri, tanpa dipaksa dan tanpa paksaan. Tapi kataku, perlu seseorang yang tepat untuk menjadi alasan terbesar kita berbenah diri, berubah ke tingkatan hidup yang lebih baik.



---



Dan tentu saja,

Mata berbinar hingga tidak bisa menyembunyikan rasa syukur, karena ternyata benar, akan ada seseorang yang datang, yang akan menerima semua kekuranganmu secara baik, dan secara ajaib kamu secara sukarela memperbaiki kekuranganmu untuk membuatnya tetap bertahan.

Dan benar saja,
Hanya seseorang yang tepat yang akan membuatmu berbenah diri atas kemauanmu sendiri, tanpa dipaksa dan paksaan sedikitpun di dalamnya.
Yang akan membuat kamu berbenah ke arah yang lebih baik, tanpa kehilangan siapa diri kamu sesungguhnya. 

Dari sekian banyak yang komplain terus, minimal pasti ada satu orang yang mau nerima apa adanya. Jadi, jangan nggak dihargain, ya. :)

No comments:

Post a Comment