Friday 31 January 2014

The Beginning

Hari Ke-1

Teruntuk kamu,
yang pergi terlalu awal.


Mencintaimu bukan hal yang sia-sia,
tapi hatiku enggan lagi,
ia kini mengaku kalah; menyerah.

Mencintaimu pun bukan hal yang menakutkan,
tapi otakku berkata tidak,
menolak mentah-mentah untuk mengulangnya lagi.

Dan mencintaimu tidak sepahit menenggak bisa,
tapi lidahku mendadak kelu,
tidak ingin kooperatif menjawab ajakanmu untuk merajut kasih kembali.

 
---


Mencintaimu itu tidak seburuk itu, iya, tapi dulu.

Bahwa kini mencintaimu adalah sia-sia,
karena yang kamu inginkan hanyalah kesempurnaan,
tentunya bukan aku, dengan segala kekurangan dan segala yang biasa saja.

Bahwa demi kamu, aku terbiasa menelantarkan diriku sendiri,
mementingkan kebutuhan dan perasaanmu,
pun mengabaikan yang lain selain kamu,
tapi tetap aku bukan yang sempurna.

Bahwa seharusnya aku terlebih dulu menyadari,
namun sebaliknya, aku yang kehilangan segalanya; kamu memilih pergi,
meninggalkan kita tanpa kata,
dengan sekepal bagianku yang kosong yang terbiasa kau isi.

Pergilah. Karena yang sempurna hanya kau dan egomu,
nyatanya bukan aku yang terlambat,
hanya kamu yang (ingin) pergi terlalu cepat.

No comments:

Post a Comment