Saturday 1 February 2014

Terjebak Nostalgia

Hari Ke-2

Kepada, kamu.
Yang aku sebut kenangan.


Aku disini tengah mengingatmu. Mengingat tawa dan belaian halus tanganmu yang sering mendarat di kepala dan pipiku.
aku ingin mengenangnya sekali lagi,
kau pun tau, kalau rekam jejak tentang kita belum benar-benar hilang dari ingatan,
tapi jangan salah sangka dulu,
aku hanya ingin mengenangnya dalam tulisan, sekedar berjaga-jaga jika nanti kamu mulai lupa,
saat ingatanmu termakan usia dan separuh aku hilang bersamanya.


---


Dulu, seluruh aku berbahagia saat kita sedang duduk berdua, saat sedang membunuh waktu dengan percakapan yang hangat, saat saling menatap dalam dan menyiratkan pertanda bahwa (cinta) masih ada di sana.

Sekedar memberitahumu, bahwa saat aku menulis ini, tidak ada lagi yang lebih penting dari menyaksikan senyummu karena aku, tawamu karena ceritaku yang sebenarnya tidak lucu, tanganmu yang menggenggamku, juga peluk yang (sempat) ingin ku jadikan rumah terakhir.


---


Bagaimana hari-hari tanpa aku?
Aku di sini kadang lelah, kedinginan basah dihujani rindu yang bertepuk sebelah.
Rindu kecupan kecil yang kau daratkan di dahiku sebelum kita berpisah pergi,
rindu tatapan yang mewakilkan perasaan, rindu akan pelukan yang selalu menjadi relaksasiku yang paling nyaman.

Bagaimanapun,
Aku sering berpikir bahwa sejauh dan sedalam apapun kita jatuh cinta, lebih banyak lagi hal-hal yang menjadikan kita tidak bisa bersama seutuhnya.
Kita bukanlah kita yang aku dan kamu menjadi satu, kita adalah kita dalam rangkaian cerita yang harus disudahi tanpa rencana. 

Jangan kira aku tidak ingin memilikimu sepenuhnya, tapi aku terlalu takut untuk menjadikan diriku satu-satunya. Karena nampaknya kamu belum ingin memenangkan aku dan menjadikan aku satu-satunya.
Kadang terbayang seperti apa rasanya dicintaimu (lagi) secara utuh; tanpa tapi, tanpa jeda, dan tanpa keluh.


 ---


Tapi, terimakasih untuk rasa dan waktumu,
aku belum tentu menemukan lagi yang sepertimu, atau mungkin aku tidak akan mencari dan selalu menunggumu, menunggu kamu kembali pulang. 



Ps: 
Mbak Raisa, pinjem judul lagunya, ya. :)

No comments:

Post a Comment