Sunday 16 February 2014

Perihal Meninggakan dan Ditinggalkan

  #latepost
2-3 Januari 2014

Tuan, saya benci ini. Ketika harus meninggalkan atau ditinggalkan. Terkadang takdir terjadi begitu cepat. Tak diduga-duga. Segalanya punya masa tenggang. Termasuk keberadaan kita di suatu tempat. Sementara. Tidak akan selamanya kau tinggal di situ. Nanti, ada saatnya kau mesti pergi. Meninggalkan apa-apa yang sudah terlewati. Masa kecil, sewaktu remaja, perjalanan menuju dewasa, atau menghabiskan sisa-sisa hari tua.

Tuan, bagaimana perasaanmu ketika harus meninggalkan suatu hal yang baru kau mulai? Bagaimana ketika terik matahari itu baru beberapa menit memanasi bumi tapi keretamu tak bisa meninggu untuk non koma nol satu detik? Berat, bukan? Bagaimana bisa kau membawa beban lain di samping pakaian kotormu di dalam tas ransel besar? Tuan, kau percaya tadkir Tuhan, kan? Bagaimana bisa kau menyangkal kehebatanNya lagi ketika kau hanya butuh memori dalam kepalamu untuk membawa semua ketenangan kemanapun kau pergi? Tak butuh ransel, bahkan koper.

Tuan, saya rindu rumah sekali. Tapi tak ingin cepat-cepat pulang. Apa daya, tiket kereta sudah ada di kepalan tangan. Keberadaan saya di sini ditutup oleh keeksotisan Jogja, keramahan masyarakatnya, keriuhan canda tawa, dan kawan-kawan baru yang perasaan kagumnya sama dengan saya.


 Tiket sudah di tangan, beberapa menit sebelum
keberangkatan menuju Jogja


Tiba di Jogja, masih dengan rasa tak percaya


 Kemeriahan Jogja malam hari 

Kawan-kawan yang rasa kagumnya sama dengan saya

Tuan, jika kau pergi ke suatu tempat yang jauh dari rumahmu, maka berjanjilah untuk mengunjunginya lagi lain waktu. Karena jejak langkahmu di sana tak akan terhapus oleh debu.

Ini semua perihal pindah dan singgah. Perihal meninggalkan dan ditinggalkan.



Salam kangen,
Saya dan kawan yang harus segera kembali ke rumah.

Ps:
Teruntuk kawan-kawan baik saya; Upi, Mega, dan Ana. Waktu memang telah melepaskan genggaman tangan kita, tapi kalian tetap yang terbaik. Lalu, kemana kita langkahkah jejak kaki selanjutnya?

No comments:

Post a Comment