Hari Ke-3
Untuk hujan,
dan segala hal
yang turut dikenang di bawah rintiknya.
Banyak yang
memujamu, menunggumu datang, namun tak sedikit pula yang mengutukmu
habis-habisan.
Aku hanya ingin
berlaku adil,
tidak melulu
memujamu agar kau tak gampang besar kepala,
dan menampakkan
dirimu setiap saat,
karena jujur, kamu
menghambat aktivitas yang harusnya disegerakan.
Aku pun tidak
akan mengutukmu seperti yang sebagian mereka lakukan,
bagaimanapun, aku
terkadang rindu sejukmu,
sejuk yang membasahi jiwa yang perlu disegarkan,
sejuk yang
melenyapkan penat seharian,
sejuk yang
memunculkan ketenangan,
dan sejuk yang membuncahkan sepenggal kenangan.
dan sejuk yang membuncahkan sepenggal kenangan.
Hai, memoriku
selalu dipaksa berputar ketika kamu datang,
ingatan lama
yang pelan namun pasti mendesak ingin diberi perhatian,
tentang
guyuranmu yang pernah meredam suara tangis,
tentang derasmu
yang pernah menahannya berdiam sedikit lama,
tentang
genanganmu yang pernah membangkitkan nostalgia rasa,
dan tentang
rinduku kepadanya,
rinduku kepada
dia yang hanya sekian menit saja dapat aku nikmati,
rinduku kepada
dia yang suaranya menggetarkan jiwa,
rinduku kepada
dia yang senyumnya tak dapat lagi aku curi dalam pandang,
rinduku kepada
dia yang pada jumpa pertama sudah seenaknya meninggalkan jejak yang selalu
terkenang.
Dari sekian milyar rintik yang kau tumpahkan,
beberapa diantaranya kemudian membuat genangan,
genangan yang sedikit demi sedikit melebar,
genangan yang sedikit demi sedikit melebar,
yang tak kalah lebarnya dengan genangan di sini,
genangan di hati, yang
aku sebut sebagai kenangan.
No comments:
Post a Comment