Thursday 1 January 2015

Kaleidoskop 2014


Hello, 2015!
HAPPY NEW YEAR!

Sudah merencakan apa untuk tahun 2015? Sudah merayakan tahun baru dimana saja? Kalau saya sendiri dari tahun ke tahun memang tidak pernah merayakan tahun baruan. Jadi biasanya jam 12 malam disaat orang-orang sibuk dengan terompet dan kembang api-nya, saya dan keluarga malah sudah terlelap tidur. :D

Menyambut tahun baru kali ini saya hmm.. belum punya resolusi apapun. Bukan tidak punya keinginan, sih. Tapi lebih ke; nggak mau banyak berespektasi dan lebih memilih menunggu kejutan apa yang akan datang di 2015 yang masih 364 hari lagi.

Di 2014 Allah banyak sekali memberikan saya anugerah; lewat tawa dan air mata yang porsinya masih seimbang. Sisanya? Saya orang yang nggak pandai mengingat banyak hal, jadi saya rasa semuanya banyak yang berjalan di luar rencana tapi Alhamdulillah semuanya membahagiakan. :)

Lalu, apa saja yang sudah dilalui di 2014? 


Here we go...

Januari
1 Januari 2014, untuk pertama kalinya saya bertemu lagi dengan sahabat saya yang super baiknya sewaktu sekolah dibangku SMA. Panggil saja Upi. Karena kesibukan kami masing-masing, dan sempat lost concact lumayan lama juga.. Alhamdulillah kami bisa bertemu kembali. Dan lebih bahagianya lagi, kami merencakan short-trip tapi ala-ala kantong mahasiswa. Ya, kota Jogja pun jadi sasaran kami. Oh ya, akhirnya kami pergi berempat, dengan Mega dan Ana. Ketiganya sahabat-sahabat baik saya. 

Februari-Maret-April
Yang saya ingat dari 3 bulan itu cuma; mulai sibuk nyiapin proposal skripsi. Uniknya (menurut saya), di jurusan saya untuk sekedar mendapatkan 1 dosen pembimbing, setiap mahasiswa harus mengajukan proposal skripsi terlebih dulu. Mungkin hanya di jurusan saya yang sistemnya harus seribet demikian. Balik lagi soal proposal, dari yang bingung mau buat skripsi tentang apa, cari buku referensi kesana-kesini, sampai ngerasa sedih banget karena nggak di acc-acc terus proposalnya, padahal udah pengen konsultasi seperti teman-teman yang lain. Pengen marah-marah rasanya kalau inget hal itu, ngabisin banyak waktu.

Mei-Juni-Juli
Dan akhirnya saya mendapatkan dosen pembimbing untuk skripsi saya. Alhamdulillahnya lagi, dosbing saya adalah orang yang sabaaaarr.. jadi sedikit ngilangin bad-mood saya selama 3 bulan belakangan yang terombang-ambing nggak jelas nasip soal keberlanjutan skripsi saya ini. Di bulan-bulan itu saya sibuk dengan revisi; mulai membenahi skripsi saya yang sudah melewati proses konsultasi berkali-kali dengan dosen pembimbing. Capek? Pasti. Tapi perjalanan masih sangat panjang, jadi harus pinter-pinter menyemangati diri supaya nggak down sendiri.

Agustus
Setelah hampir vakum skripsi-an selama 1 bulan lamanya karena puasa dan libur Hari Raya, bulan Agustus lalu saya jalani dengan mulai memanajemen waktu untuk lebih rajin lagi konsultasi. Walaupun jenuh harus nunggu dosbing yang kadang nggak berangkat tiba-tiba padahal sudah janjian.. tapi, bukankah untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, akan ada yang harus diperjuangan, kan? Nggak terkecuali soal skripsi dan gelar. Pengen nyerah? Belum. Masih mencoba berdamai dengan keadaan.

September
September ceria; kata orang demikian. Tapi agaknya saya juga setuju dengan pernyataan tersebut. Buat saya, September adalah bulan yang penuh makna. Bulan di mana umur saya semakin bertambah di dunia, namun semakin berkurang pula jika ditakar dengan hitungan kematian. Suka parno sendiri kalau bahas soal jatah umur di dunia.

September adalah bulan perefleksian diri; menimbang-nimbang lagi apa yang selama setahun ini sudah benar saya lakukan, dan apa kesalahan setahun ini yang masih sering saya lakukan. Tidak ada perayaan istimewa di hari ulang tahun saya, tiap tahun selalu saya lewati dengan iringan doa dari kedua orang tua dan beberapa sahabat. Karena doa adalah cara mencintai yang paling tulus, dikelilingi orang-orang baik yang dengan ikhlas turut mendoakan hidup saya adalah sebuah anugerah. :)

Oktober-November-Desember
Mungkin, 3 bulan sebagai penutup tahun 2014 itu adalah bulan-bulan terberat bagi saya. Kalau dihiperbola-kan, sepertinya ujian silih berganti datang, rasanya kesabaran saya benar-benar sedang diuji. Pengen ngeluh? Pasti. Tapi saya tahan-tahan. Prinsip saya, jangan memperburuk keadaan dengan memperbanyak keluhan! It's work sih buat saya. Setidaknya saya bisa meminimalisir keluhan-keluhan saya, terutama mengeluh di media sosial.

Balik lagi mengenai ujian hidup, dateline skripsi yang harus segera terselesaikan diakhir tahun ini adalah sebenar-benarnya tantangan besar bagi saya. Belum lagi tiap konsultasi revisi langsung seabrek gitu banyaknya, sekalinya udah niat banget mau konsultasi, dosbing nggak datang ngampus. KESEL BANGET KAN, BIKIN PENGEN MEWEK KEJER KAN.

Okay then. Di bulan-bulan itu saya juga harus mengalami kehilangan. Kehilangan memang bukan perkara mudah. Apapun bentuknya. Nangis, nggak? Nangislah. Enam tahun ada yang saya perjuangkan dalam hidup saya, inget gimana susah-payahnya menjaga dan mempertahankan, gimana kesabaran kami diuji ketika hubungan kami harus dijalani dengan jarak jauh, dan perasaan-perasaan lain yang susah banget buat dijelasin.

Tapi bukankah Allah sudah bekali kita dengan kekuatan? Sehingga, dengan atau tanpa (mereka), kita adalah kita. Kita yang tegar, tangguh, dan sabar. Bukan pilihan yang cukup mudah untuk memutuskan berpisah dengan orang yang sudah menemani saya bertahun-tahun; bahkan sulit. Tapi banyak hal yang saya peroleh dari proses adaptasi setelah kehilangan yang saya alami. Saya semakin mengenali diri saya sendiri. Saya menjadi lebih tahu apa yang sebetulnya saya butuhkan ketimbang yang saya inginkan.

Jangan gantungan sepenuhnya kehabagiaan dan semangat kita kepada orang lain. Karena pada akhirnya, kita adalah satu-satunya orang yang bertanggungjawab penuh atas diri kita sendiri. Iya, yang saya tahu ternyata saya tidak selemah itu. Rasa sedih karena kehilangan nantinya akan berangsur-angsur hilang seiring berjalannya waktu. Akan selalu ada kekuatan untuk membangun daratan yang tersapu bersih oleh badai, bukan? :) 



Source: Feni



Dan, akhirnya saya tutup tahun 2014 ini dengan banyak hal yang pantas untuk disyukuri; with a lots of experience, laugh, love, sadness, and journeys.

WELCOME 2015!

Mari kita torehkan sebaik-baiknya tinta di tahun ini. Terimakasih atas pelajaran-pelajaran berharganya di 2014. :)



Salam,
Ara.

No comments:

Post a Comment