Sunday 20 January 2013

Cinta Diam-diam

Hari Ke-7 

Kepada kamu,
yang mencintai tanpa mengharap balas.

Sebenarnya kamu tahu, tapi memilih berpura-pura untuk tidak tahu.
Entah apa yang membuatmu menggebu-gebu untuk tetap mempertahankan segala rasamu untuknya, orang yang kamu tahu tidak memiliki rasa yang sama kepadamu. 

Aku salut dengan keberanianmu yang mencintai dengan penuh resiko.

Resiko sakit hati yang pasti akan berjejalan masuk ke hatimu.
Mungkin ini tentang kesedihan, tapi menurutmu ini tentang kepuasan.
Karna menurutmu, mencintainya adalah sebuah kabahagiaan. Jalan pikirmu memang sulit ditebak.

Buatmu, mencintainya sama saja belajar memperjuangkan apa yang kamu sebut cinta. Selama dia mengabaikanmu selama itu pula kamu belajar mencintai.

Asal dia bahagia, itu sudah cukup. Kamu tidak mengharapkannya untuk menerimamu, tapi kamu dengan ikhlas selalu memanjatkan doa agar dia selalu bahagia.
Sesederhana itu kamu mencintai.

Kamu tidak lelah. Memperhatikannya hampir setiap hari.

Sampai-sampai kamu hapal benar warna pakaian apa yang dia sukai dan makanan apa yang dia tidak suka.
Aku sendiri terheran-heran, kekuatan apa yang membuatmu bisa seperti itu.
Bahkan, kamu sangat terbiasa melihat dia bergandengan tangan atau bergelayut manja di bahu kekasihnya.

Cinta kamu tidak akan pernah bisa. Aku tahu kamu sangat paham itu.

Iya, itu kamu, tidak ingin bahagia diatas kesedihan, nalurimu tidak sampai untuk merebut dia dari orang yang dia cintai.
Saat kamu melihatnya mengurai senyum kepadamu, saat itu pula kamu berkata padaku "aku sudah cukup bahagia". 



Dari aku,

teman berbagi ceritamu.
Tuhan bersama orang yang mencintai tanpa syarat sepertimu.

No comments:

Post a Comment