Friday 25 January 2013

Pejuang LDR

Hari Ke-11

Dear rekan seperjuangan @ullancahyaa,
Cinta yang tak kalah luar biasa.

Hai, apa kabar? Ini giliran kamu mendapat surat dari aku, pejuang LDR (҂’̀⌣’́)9 !
Pasti di luar sana banyak yang nyinyirin hubungan kamu ya, Lan. Aku tau. Banyak yang meragukan durabilitas hubungan jarak jauh.
Padahal kalau cinta sudah berbicara, kita bisa apa? Iya kan Lan.
Tidak usah terlalu dipikirkan mereka-mereka yang nyinyirin kita ini, apa juga yang sebenanya mereka takutkan ya?

Susah ya memang hidup di jaman yang apa-apa serba di nyinyirin.
Banyak kan yang bertanya kepadamu mengapa harus LDR-an?
Memangnya cowok yang satu kota sudah habis? Ya sudah Lan, jawab saja 'kalau cinta mau bagaimana lagi?'
Kalau masih bertanya lagi, jawab saja 'sudah takdirnya begini', dan kalau masih belum diam juga, bilang saja 'HABISNYA KAMU GA MAU JADI PACAR AKU SIH'.
Awkward moment pasti terjadi. Langsung diam, aku jamin.

Kita itu hebat, Lan. Dalam ketidakpastian menunggu kabar darinya, atau ketidakpastian kapan dia pulang, kita masih setia menunggu.
Dan memutuskan untuk bertahan, bertahan mencintai sesuatu yang ganjil, mencintai dari jauh. Hahaha, mereka hanya tidak mengerti bagaimana kebahagiaannya menunggu, yang seketika terbayar saat bertemu.
Mereka juga tidak mau mengambil banyak resiko seperti kita.

Orang-orang LDR juga butuh kepercayaan yang luar biasa terhadap pasangan.
Jangan terlalu insecure ya, Lan. Karena hal-hal yang terlalu dikhawatirkan berlebihan itu malah biasanya bisa terjadi.
State of mind itu harus dikelola secara baik, agar kita selalu berprasangka baik terhadap pasangan.
Dia juga pasti tidak nyaman saat kamu berpikiran yang tidak-tidak.

Kualitas lebih penting dari kuantitas, betul kan, Lan? Lama tidak bertemu, waktu bertemu bahagianya luar biasa.
Ya walaupun pertemuan itu seperti pedang bermata dua.
Di satu sisi kamu bahagia banget bisa ketemu, tapi di sisi lain, saat akan berpisah rasanya penderitaan semakin berkali lipat dari sebelum bertemu.

Komunikasi jangan sampai terputus ya, agar tidak merasa lebih jauh lagi.

Minimal texting yang paling sederhana. Bersyukurlah kita yang hidup di jaman dimana teknologi sudah cukup maju, jadi kita tidak perlu menjalani LDR dengan surat-menyurat seperti jaman Pak Habibie dan Bu Ainun pacaran. 

LDR itu penuh kenangan, Lan. Karena kamu akan merindukan setiap jengkal yang akan membawamu mendekatinya.
Memang, selalu ada yang lebih segalanya dari dia, tapi kamu berhenti di dia, orang yang kamu anggap tepat. Selamat berjuang!

No comments:

Post a Comment