Friday 8 February 2013

Dahaga Intelektual


Sore ini, tiba-tiba terlintas dipikiran saya tentang masa depan. Bukan di masa depan saya bersama siapa, tapi di masa depan saya akan menjadi apa? Iya, mempertimbangkan dan menyadari bahwa di masa yang akan datang persaingan untuk berebut 'kursi kosong' di tempat yang saya idam-idamkan nanti untuk bekerja tidaklah mudah. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang seketika terlintas untuk diri saya sendiri, 'mau jadi apa dan sudah bisa apa?'.

Kemudian saya terdiam, seharusnya saya bersyukur bisa menempuh jenjang pendidikan sampai di bangku kuliah. Banyak di luar sana, orang-orang seumuran dengan saya harus terhenti pendidikannya karena kendala biaya, atau memang semangat mereka sendiri untuk melanjutkan pendidikan dan menimba ilmu tidak ada. Miris memang, di jaman yang dituntut harus serba bisa ini, masih banyak yang harus menelan kenyataan pahit untuk terhenti pendidikannya, ya dengan bermacam-macam alasan tadi.

Pernah mendengar kalimat begini? 
"Sekolah itu bukan ajang penunjukkan eksistensi diri, tapi merasa diri lebih dari yang lain adalah kebutuhan. Dan sekolah adalah salah satu jalan untuk bisa merasa lebih baik walaupun mungkin pada kenyataannya tidak selalu seperti itu,, tapi setidaknya merasa lebih baik dan itu akan membangun rasa percaya diri." -@falla_adinda

Dan saya termasuk salah satu orang yang setuju dengan pertanyaan diatas. Sekolah itu bukan sekedar ajang untuk pamer kecerdasan. Esensi utamanya bukan itu, lebih karena kita haus akan ilmu. Iya, ada kalanya kita harus merasa bahwa kita ini belum cukup punya apa-apa untuk bekal kita di masa depan. Ilmu yang akan membawa kita ke masa depan yang lebih baik. Salah satu jalannya adalah melalui sekolah (tidak harus formal, informal pun sekarang banyak yang memberikan ilmu yang tak kalah bermanfaat). Dan ya, saya merasa masih harus banyak menimba ilmu.

Dari situ saya berpikir kembali, membayangkan sekolah saya yang masih cukup lama untuk saya jalani. Terbesit pertanyaan kembali, 'apa sudah benar ambil jurusan?'
Masih dipojokan kamar, kembali pikiran saya menuju apa saja yang ingin saya raih. Iya, dulu memang cita-cita waktu masih ingusan ingin jadi dokter spesialis anak. Namun sewaktu SMA cita-cita saya berubah total. Saya menyadari tidak mampu untuk masuk ke jurusan IPA. Dengan berat hati, saya harus mengurungkan niatan saya untuk menjadi dokter.

Sekarang, saya menekuni studi saya di bidang Ilmu Komunikasi. Spesialisasi yang saya ambil ada 3 bidang: jurnalistik, video (broadcast), dan public relations. Sebenarnya saya lebih tertarik pada 2 bidang diantaranya, video dan public relations.Tapi saya ingin (lebih) fokus pada 1 bidang yang saya yakin saya benar-benar mampu untuk memperdalam bidang tersebut, public relations. 

Dan ya, saya berkata dengan yakin, saya ingin melanjutkan sekolah lebih tinggi lagi. Ilmu yang saya miliki sekarang masih terbatas, sedangkan ilmu yang wajib kita ketahui itu tiada batas. Bukan sekedar untuk menjadi seorang public relations maupun seorang news caster saja seperti yang saya cita-citakan, tapi saya sadar, bahwa untuk ke depannya, ilmu adalah kebutuhan. Entah nantinya akan melanjutkan berkarir atau tidak (re: menjadi ibu rumah tangga), tapi menjadi hebat itu harus. Tapi bukan untuk merasa paling hebat. Harus dibedakan. Semoga ada jalan untuk merealisasikannya, karna saya yakin, untuk niat baik pasti akan ada jalannya.



"Sekolah adalah dahaga intelektual, bukan tentang penunjukkan kecerdasan" -@junohadinoto

2 comments:

  1. Semoga sukses sekolahnya... :D
    Terima kasih sudah posting tulisan yang menginspirasi! :D

    ReplyDelete
  2. Terimakasih kembali sudah mengadakan ajang #blogwalking, semoga bisa lebih menginspirasi banyak orang :)

    ReplyDelete