Wednesday 13 February 2013

Tak Perlu Seperti Ainun dan Habibie


Sebelumnya, aku sulit membedakan mana yang aku mau dan mana yang aku butuh.
Hingga akhirnya, bertemu kamu.
Pada kecupan yang kamu daratkan di keningku, siang itu, lima puluh bulan yang lalu, aku yakin memilih jalanku, denganmu.

Aku mensyukuri semua tentangmu.

Menerima segala ada dan ketidakberadaan sosokmu setiap waktu.
Karena pada jalan ini, Tuhan mempercayakan cerita kita terjadi.
Dengan segala rasa dan alasan yang terangkum menjadi satu, kita bersama-sama memperjuangkan cinta yang berjarak ini.

Tuhan dan semesta begitu hebatnya merancang sebuah pertemuan, yang tak bisa kita sebut itu sebagai sebuah kebetulan semata.

Bahwa jika bukan dengan dan karena kamu, apakah aku sebahagia ini?
Tidak perlu menginginkan seperti Ainun dan Habibie yang sedemikian sempurna kisah cintanya.
Bila nyatanya apa adanya kamu sudah cukup melengkapi hidup aku.



Aku akan tetap sayang kamu, walaupun kita berjauhan. Karena punggung yang tak saling bertemu dan saling membelakangi, bukan berarti tidak saling mendoakan.

(@chachathaib)

Inspired from the movie, Habibie & Ainun, and yes, both are examples of how true love finally find the way, though in a way they ever had separated by a distance.

No comments:

Post a Comment