Sunday 3 February 2013

Bangku Kanan.

Hari Ke-22


Teruntuk kamu,
Yang (nanti) duduk di bangku kanan.

Pada jarak yang tidak bisa kita tempuh untuk bertemu.
Pada peluk yang tertunda saat kita saling ingin bersama membekukan waktu.
Pada semua airmata yang tersudut karena rindu.
Pada semua itu, seharusnya kamu pun mengerti bahwa memang cinta yang pada akhirnya menghadirkan pemakluman, untuk bertahan dikala kita merasakan ketidakpastian.
Kepastian kapan kita bertemu, kapan kamu di sini, dan kapan aku di sampingmu.
Kepastian akan waktumu yang aku butuh untuk menenggelamkan rindu dan untuk waktuku yang kamu butuhkan untuk menghilangkan ragu.


lama sudah kau menemani
perjalanan kaki di sepanjang
perjalanan hidup penuh cinta
kau adalah bagian hidupku
dan akupun menjadi bagian
dalam hidupmu yang tak terpisah

kau bagiakan air di bawah sayapku
sendiri aku tak bisa seimbang
apa jadinya bila kau tak di sisi

meskipun aku di surga
mungkin aku tak bahagia
bahagiaku tak sempurna bila itu tanpamu
(Tempat Terakhir, Padi)
 

Dan dari semua itu, aku meyakini kamu. Karena pada jarak dan ketidakpastian ini, ada sepenggal keyakinan yang menguatkan bahwa nantinya kamu akan menjadi milikku, dan aku akan menjadi bagian dari hidupmu.



Dari aku,
Bangku kiri.

No comments:

Post a Comment