Saturday 9 February 2013

Jangan Bilang Siapa-siapa

Hari Ke-28


- Di salah satu sudut Kota di Jawa Tengah  -

Langit begitu gelap. Meskipun hujan deras sudah berhenti mengguyur kota ini. Tapi sisa hujan masih masih melekat di sepanjang waktu senja yang sebentar lagi berganti malam.

Sesekali aku memandangi layar ponsel, yang sedari tadi aku taruh-letakkan kembali di atas tempat tidurku. Aku gelisah, cukup ragu dengan tindakanku. 10 menit, 20 menit, 30 menit setelah aku mengirimkan pesan singkat kepadanya tak kunjung ia balas.

Tiba-tiba ponselku berdering, buru-buru aku raih, pasti dari dia.

Aku baru baca semua sms dari kamu. Memangnya ada apa? Kamu cerewet sekali hari ini.

Aku men-dial nomor handphone-nya.

"Bisa ke tempat biasa, sekarang?"

"Mau apa? Ini malam minggu, kamu tidak pergi dengan pacarmu?"

"Sudahlah, bisa berhenti bertanya seperti itu? Tinggal kamu jawab saja, bisa atau tidak."

"Kapan aku pernah menolak ajakanmu? Jemput aku satu jam lagi."


- Di sebuah restaurant di kota tersebut -

"Sekarang, apa yang ingin kamu bicarakan? Kalau kangen tinggal bilang saja melalui telpon atau sms, tidak perlu aku repot-repot datang kesini di waktu hujan deras."

"Ada yang ingin aku bicarakan."

"Tentang apa?"

"Aku mulai lelah membohongi pacarku untuk bertemu denganmu. Tapi aku tidak bisa menghentikan ini, aku butuh kamu."

"Lalu?"

"Kita terpaksa harus bersembunyi terus seperti ini, entah sampai kapan."

"Memangnya aku sudah mulai protes sampai kamu berkesimpulan seperti itu?"

"Tidak. Tapi bagaimana dengan pacarmu?"

"Aku tidak bisa memutuskannya. Aku mencintai dia. Tapi aku juga cinta kamu."

"Maksudmu?"

"Sudah diam saja, kita jalani saja semua ini. Kita sama-sama menikmati perasaan yang sama. Tapi kamu tidak boleh lagi mencemburui pacarku. Aku juga tidak pernah mengganggumu bila kamu sedang asik bersama pacarmu."

"...."

Dia tidak berkata apa-apa lagi. Aku merasakan dia semakin mendekatkan tubuhnya, lalu.. dia memelukku seolah aku ini kekasih sungguhannya.



P.s :
Buat kamu, curhatanmu memang gila. Sampai aku hanya menggelengkan kepala, tak bisa berkata apa-apa. Pacar kamu itu temanku, dan kamu itu sahabat baik aku. Mana mungkin aku membeberkan rahasiamu ini kepadanya?

No comments:

Post a Comment